Jumat, 28 Desember 2012

Tauhid


Tauhid/ketuhanan adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam sebuah agama, karena tauhid lah yang membedakan antara ajaran agama dengan ajaran motivator dan sebagainya. Maka dari itu dalam islam, ajaran tauhid menjadi ajaran dasar dan sekaligus pokok.


Dalam islam, dikenal 20 sifat wajib Allah dan 20 sifat mustahil Allah. Ada juga asmaul husna (99 nama/sifat Allah). Sebenarnya nama/sifat Allah tidak terbatas 20 atau 99. 20 sifat wajib/mustahil itu hanya rangkuman singkat untuk memudahkan mengenal Allah. Sedang 99 asmaul husna adalah nama-nama (sifat-sifat) Allah yang wajib diketahui. Tidak semua nama/sifat Allah telah diketahui manusia dan tidak juga semuanya wajib diketahui.


Allah sendiri berasal dari kata illah. Allah artinya Tuhan. Maka dari itu sebelum islam datang, di timur tengah orang orang penyembah berhala pun banyak yang bernama Abdullah (abdi Allah). Tentunya Allah orang-orang syirik itu tidak mereka yakini mempunyai 20 sifat wajib/mustahil maupun asmaul husna. Itulah yang jadi pembeda antara Allah orang-orang kafir dengan Allah orang islam.


Lailahaillallah. Artinya tiada Tuhan selain Tuhan. Ada indikasi kuat bahwa tidak semua Nabi menyebut Tuhannya dengan kata Allah. Antara lain Nabi dari bani Israel ada yang menggunakan sebutan Tuhan dengan kata Yahweh. Diindikasikan bahwa para Nabi yang jumlahlahnya ribuan itu, menggunakan sebutan Tuhan/Allah dengan bahasa setempat sesuai bahasa umatnya yang diberi dakwah tauhid.


Ada indikasi, bahwa dahulu di Nusantara ini pun, Tuhan menurunkan Nabi. Hal ini didasarkan dengan adanya kalimat-kalimat tauhid yang sudah dikenal di Nusantara. Antara lain kalimat tauhid “Tuhan yang Maha Esa”, “Sang yang Widi”, dan lain sebagainya.


Perlu diketahi bahwa tidak semua Nabi diberi kitab suci dan syariat-syariat yang rumit. Tapi semua Nabi membawa ajaran tauhid (meng-Esa-kan Tuhan). Bisa jadi para Nabi di Nusantara cuma mengenalkan dan mempopulerkan kalimat-kalimat tauhid tanpa membawa kitab suci maupun syariat-syariat yang rumit.


Ada indikasi juga bahwa sebagian besar agama di dunia dulunya dibawa oleh seorang Nabi. Termasuk Hindu, Buddha, dan Majusi (Zoroaster). Tapi dengan bergantinya waktu, muncullah ajaran-ajaran bid’ah yang dibuat oleh umat agama tersebut lalu berkembang ke arah kesyirikan. Lihat kitab Weda agama Hindu yang di dalamnya menyatakan bahwa Tuhan itu sebenarnya satu tapi orang-orang bijak mempunyai sebutan yang berbeda-beda tentang Tuhan. Lihat juga para kafir quraish penyembah berhala yang dulunya adalah ummatnya Nabi Ismail.


Konsep Tuhan dalam Islam


Prinsip ajaran tauhid harus sama sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW. Prinsip ajaran tauhid harus sama sepanjang masa, tidak mengenal faktor waktu maupun tempat. Karena Tuhan yang diyakini orang islam adalah Tuhan yang qadim (yang pertama ada tanpa didahului ketidak adaan) dan Tuhan yang kekal (tidak berubah baik dzatNya maupun sifat-sifatNya).


Dalam sains,  banyak partikel-partikel yang belum ditemukan. Ada jenis partikel yang belum ditemukan keberadaannya tapi oleh para ilmuwan diyakini ada, tentunya ilmuwan tersebut menyuguhkan teori dan menyebutkan sifat-sifat partikel tersebut. Untuk disebut suatu partikel, katakanlah misalnya partikel X, untuk disebut partikel X tentu harus ada teori tertentu dan sifat-sifat tertentu dari partikel tersebut. Meski partikel itu belum ditemukan tapi para akademisi meyakini adanya partikel X tersebut karena ilmuwan tersebut mampu menyuguhkan teori-teori yang logis. Dalam islam juga menyuguhkan teori, untuk disebut Tuhan harus mempunyai sifat-sifat tertentu, islam menyuguhkan teori 20 sifat wajib/mustahil dan 99 sifat Tuhan.


Ada sebuah pertanyaan filsafat tauhid. Apakah Tuhan yang maha kuasa bisa menciptakan batu yang sangat besar dan berat sehingga Tuhan sendiri tak sanggup mengangkatnya?


Kalau pertanyaan tersebut dijawab: “Bisa”, maka Tuhan tidak lagi maha kuasa karena Tuhan sudah tidak kuasa lagi mengangkat batu tersebut. Kalau dijawab: “tidak bisa”, maka Tuhan tidak maha kuasa karena Tuhan tidak mampu menciptakan batu tersebut. Jawaban berdasarkan tauhid islam adalah: Tuhan mempunyai sifat wajib/mustahil atau asmaulhusna, antara lain maha kuasa, maha sempurna,  maha mengetahui, maha perkasa, maha mempunyai keinginan/kemauan, dan lain-lain. Antara satu sifat dengan sifat yang lainnya tidak boleh bertentangan. Tuhan kuasa menciptakan apapun tapi kuasanya itu mustahil digunakan sampai membuat Tuhan lemah, tidak perkasa, dan tidak sempurna. Jadi Tuhan kuasa membuat batu tersebut tapi Tuhan tidak akan melakukannya karena bertentangan dengan sifat satu dengan yang lainnya.


Pertanyaan sejenis. Apakah Tuhan yang maha kuasa bisa menjelma jadi manusia. Jawabannya adalah: Tuhan bisa menjelma jadi apapun termasuk manusia, tapi Tuhan tidak akan mau menjelma jadi manusia, karena kalau Tuhan sampai menjelma jadi manusia maka Tuhan tidak lagi maha sempurna. Padahal untuk disebut manusia maka harus makan, buang air besar, buang air kecil dan sebagainya. Silahkan anda bayangkan sendiri kalau Tuhan sedang buang air besar. Apa bisa disebut lagi maha sempurna dan maha indah?


Dalam islam dikenal istilah Sang Khalik (sang pencipta/Tuhan) dan makhluk (semua hal/benda baik yang mati maupun yang hidup). Khalik artinya pencipta, sedangkan makhluk artinya yang diciptakan. Selain Khalik/Allah (sang pencipta), maka disebut makhluk (yang diciptakan), alam semesta dan isinya disebut makhluk. Sang Khalik adalah yang maha sempurna sedang makhluk pasti adalah yang tidak sempurna. Karena Tuhan mustahil menciptakan yang maha sempurna menyerupai diriNya. Malaikat dan Nabi pun tidak sempurna, karena mereka makhluk.


Jika seorang muslim ditanya Tuhan ada di mana? Maka jawabannya adalah:


1.      Tuhan tidak bertempat. Yang tidak bertempat maksudnya dzat wujudnya Tuhan. Karena Tuhan tidak memerlukan tempat. Karena kalau Tuhan butuh tempat maka Tuhan sudah butuh sesuatu maka Tuhan bisa disebut lemah/apes. Padahal Tuhan mustahil lemah/apes karena Tuhan maha kuat, perkasa dan sempurna.
2.      Tuhan ada di mana-mana. Maksudnya yang di mana-mana adalah kekuasaanNya. Jadi yang di mana-mana bukan dzatNya tapi sifatNya, meliputi kekuasaanNya, ilmuNya, dan lain-lain. Karena dzat Tuhan yang maha suci mustahil ada di kolong WC, tapi tidak ada sejengkal tempatpun yang luput dari kekuasaaNya dan pengetahuanNya.
3.      Tuhan ada di atas. Di atas di sini maksudnya adalah derajatNya. Derajat kekuasaanNya, kesempurnaanNya, kesuciaanNya, dan lain sebagainya.
4.      Tuhan ada di Arsy ( Arsy adalah singgasana kekuasaan Tuhan atau pusat alam semesta). Maksudnya adalah bahwa semua yang ada di alam semesta diatur dan berada di bawah kekuasaan Tuhan. Tuhan adalah rajanya raja, penguasanya penguasa.
5.      Tuhan ada di dalam hati. Maksudnya di hatinya orang-orang beriman meyakini adanya Tuhan dengan segala kekuasaanNya.



Begitulah kira-kira jawaban seorang muslim secara ilmu tauhid kalau ditanya Tuhan ada di mana. Tidak ada jawaban dan perkataan makhluk yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Sang Khalik.


Wallahua’lam.